Laman

Minggu, 30 November 2014

" News This Week " ( My Little Project}

Halooooo guys, balik lagi nih sama aku Jessica. Udah beberapa minggu gak posting info buat kalian. Kali ini aku mau belajar jadi "citizen journalism"... hahhaha elah sok banget sih :D. 

Saya ingin berbagi berita dan informasi yang saya kemas dalam "News This Week" (aseeek ngomong nya ala pembaca berita di TV ).

Iyaa.... namanya aja anak broadcast, kudu bisa lah buat bikin yang kaya gini. Ya walaupun hasilnya masih ga bagus-bagus amat, hihihi. Baiklah sekarang langsung aja simak "News This Week".

Video yang pertama ini, tentang sebuah tempat belajar untuk menjadi barista ataupun untuk belajar tentang hal seputar kopi. Nama tempat ini ABCD Coffee, atau A Bunch of Caffeine Dealers. ABCD Coffe terletak di Pasar Santa, Jakarta Selatan. Woww walaupun pasar, tapi tak membuat tempat ini hanya dikunjungi ibu-ibu atau emak-emak aja loh. Banyak anak muda yang menjadikan foodcourt pasar santa tempat tonkrongan. Mulai dari ibu-ibu, bapak-bapak, sampai remaja berkeliaran di foodcourt pasar santa ini. Kelihatannya sih gaul-gaul gitu orang-orang disana. Ya kalo diliat dari gaya fashion sama gadget nya sih layaknya orang kelas atas.. tapi gatau deh ya, mungkin itu cuma penilaian aku doang yang terlalu berlebihan. Yaudah langsung aja nih liat sendiri ABCD Coffee, Cekidot :)



Pada tau ga sih manusia batu yang ada di Kota Tua, Jakarta ?.. oh tau ya ???  Yaudah deh buat yang gak tau nih, aku mau kasih info tentang manusia batu yang ada di Kota Tua. Yupss, selain menjadi objek foto, manusia batu yang ada di Kota Tua memiliki ciri khas kostum nya masing-masing loh. Nah kebetulan yang aku liput ini manusia batu yang kostumnya ala pahlawan bangsa Indonesia gitu. Kabarnya dengan profesinya sebagai manusia batu, si bapak bisa menyekolahkan adik-adiknya hingga sarjana, dan anaknya saat ini sedang kuliah di perguruan tinggi swasta di Jakarta. Well, ini dia liputannya :)


Selanjutnya ada sanggar tari unik nih, yaitu sanggar tari dewata.Sanggar tari yang terletak di Lotte mart daerah Bintaro, Jakarta Selatan adalah sanggar tari yang terletak di dalem mall. Tujuannya untuk melatih mental siswa dan siswi supaya gak malu tampil di muka umum, Selain melatih tari, sanggar ini juga melatih dance dan fashion show. Oh iya, sanggar ini juga udah banyak dapet penghargaan loh, penghargaan internasional juga ada. Nah buat yang mau daftarin adek, sepupu atau anak anda, jangan ragu ya, untuk informasi bisa dateng langsung ke Lotte Mart Bintaro lantai III. Pengen tau seperti apa sanggar ini ? Ini dia liputannya ...



Kebijakan "Larangan Merokok di Tempat Umum"

Ada yang tau ga sih kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Jakarta yang satu ini ?
Walaupun udah dikeluarkan peraturan ini, tapi masih banyak ya masyarakat yang melanggarnya. Oke, kalian bisa simak liputannya berikut ini .




Kamis, 06 November 2014

"Dying Television, What Is That?"

        Hai Jessielovers seantero jagad raya :) . Balik lagi nih, kali ini saya mau mengulas tentang “Dying Television” dimana fenomena ini udah mulai kerasa di luar negeri. Tau ga maksud dari “Dying Television” itu ? Jangan-jangan belum ada yang tau lagi.. hehhe, saya juga baru-baru ini tau nya sih, jadi gini lohh, “Dying Television” itu matinya televisi, bukan mati karena listrik dimatiin PLN guys, tapi istilah mati itu, dimana orang-orang udah gak tertarik lagi loh dengan televisi, jadi ditinggalin gitu dan beralih ke sarana lain, huhuu kasian deh televisinya :’( .

Nih kucing saya lagi nonton TV, namanya Jackie
Nih kucing saya juga, lagi nonton TV, namanya Carra
    Seiring perkembangan zaman dan semakin canggihnya teknologi sekarang , mengakibatkan banyak sekali dampak yang datang dari berbagai aspek kehidupan. Nah, salah satu nya yang dapat kita lihat adalah di bidang pertelevisian. Munculnya Media baru atau New Media, membuat eksistensi televisi menjadi turun. Khususnya di negara maju yang sudah memiliki segala akses untuk menikmati media baru tersebut. Kini, masyarakat disana sudah banyak yang beralih ke media baru tersebut dan meninggalkan televisi untuk mendapatkan informasi atau sekedar untuk mencari hiburan.
Khususnya untuk di Indonesia sendiri, belum terlalu nampak tanda-tanda matinya televisi. Menurut Anastasya Putri selaku presenter berita di Liputan 6 SCTV, yang kerap saya sapa dengan panggilan Kak Putri,  ia mengatakan “aku ga setuju disebut matinya televisi, karena sebenernya mereka masih nonton hanya salurannya aja yang berbeda, istilah dying kesannya adalah orang mulai tidak tertarik untuk menonton tv dan beralih ke media informasi lain”. Nah begitu pendapat Kak Putri guys.

Kak Putri lagi siaran Liputan 6 Pagi, bersama rekannya.
        Ia melihat kecenderungannya di Indonesia, justru industri media televisi sangat-sangat eksplosif. Masih banyak orang yang haus akan informasi dan hiburan, selama itu pula industri ini akan terus hidup. Baik pelaku industri dan mereka yang terpapar informasi melalui televisi. Buktinya jumlah stasiun bukannya makin sedikit, sebaliknya makin banyak, faktor kebijakan pemerintah yang mempermudah perijinan televisi membuka peluang bagi pelaku usaha untuk menjajal peruntungannya di dunia industri. “ Di masa depan televisi tidak akan mati, hanya cara orang menikmatinya akan semakin dipermudah dengan teknologi” ujar Kak Putri lagi.

Saya & Kak Putri


Narsis bareng Kak Putri di depan gedung SCTV
    Dengan peran televisi yang begitu kuat di Indonesia, mungkin menjadikan benteng yang kuat untuk membuat si televisi ini tetap populer, yaitu berperan untuk edukasi, memberi pengetahuan, hiburan, mengubah perilaku masyarakat, menjadi watch dog pemerintah, menjadi saluran mensosialisasikan kebijakan pemerintah dll.

      Berseberangan dengan pendapat kak Putri, Cornelis Yordan Josua yang bekerja di TVRI sebagai reporter, memberi tanggapan soal “Dying Television”. Penuturan Pak Yordan, agak panjang guys, pliss jangan bosen ya bacanya, soalnya sengaja gak saya potong nih hahahhahahah.

Pak Yordan, saat di wawancara di sela-sela kesibukannya
    Pak Yordan mengatakan, “menurut saya, kalo dibilang mati juga tidak, tapi perkembangan televisi sebenarnya saat ini sudah boleh dikatakan “sudah besar” di Indonesia, tapi memang ada satu ancaman dari namanya new media, dimana new media ini digunakan karena kecanggihan teknologi, sehingga masyarakat, khususnya kaum muda itu menyukai hal ini. Mereka bisa melihat segala sesuatunya, informasi berita, apapun informasinya, bukan hanya berita. Mereka bisa melihat di teknologi tersebut, apakah iPad, ataukah iPhone, whatever itu namanya, tapi itu kecanggihan teknologi , dan ada namanya new media yang dibuat disitu, yang diberikan atau dimasukkan informasi-informasi yang diinginkan masyarakat, dan ini sebenarnya menjadi ancaman serius bagi televisi, karena saat ini sebenarnya, audiens dari televisi itu walaupun beragam, tetapi banyak juga masyarakat dari kalangan tua. Bagaimana ancamannya itu, kalangan yang tua ini lama-lama akan habis,  dimana kaum muda ini menyenangi teknologi tersebut, yang akhirnya akan semakin jarang dia menonton televisi, karena ia sudah mendapat segala sesuatunya dari teknologi tersebut, itu sebenarnya yang menjadi ancaman di masa depan untuk televisi.”
Foto bareng sama pak Yordan

     Disini juga Pak Yordan memberikan sedikit solusi untuk menanggulangi masalah ini, “dan apa yang harus televisi lakukan ?, yaitu televisi harus membuat segala sesuatunya menjadi sesuai  apa yang diinginkan oleh public. Dan itu juga sebenarnya dalam satu sisi ,baik, tapi ada satu sisi juga, kurang baik. Karena ini kita harus mengerti pasar. Kita juga harus melihat dari sisi edukasi, karena jika kita tidak melihat sisi itu, bangsa kita mau dibawa kemana ?, karena boleh dikatakan televisi itu mempunyai pengaruh yang luar biasa, televisi itu bisa membentuk seseorang yang tidak besar menjadi besar, seseorang yang tidak baik bisa menjadi baik, atau sebaliknya, orang yang baik ,bisa menjadi tidak baik , dan orang yang besar bisa menjadi sangat kecil, itulah pengaruh televisi, dan menurut saya, kedepannya televisi, khususnya insan pertelevisian ini harus benar-benar mempunyai ramuan, mempunyai strategi khusus, untuk menghadapi new media ini, agar audiens dari televisi itu tidak tertarik oleh new media.

   Intinya, di Indonesia, dunia pertelevisian saat ini memang sedang berada di puncaknya, dan diperkirakan akan tetap eksis sampai beberapa tahun mendatang. Karena di Indonesia saat ini, masih banyak masyarakat kecil yang mendominasi, serta masyarakat yang kurang mendapatkan pendidikan sehingga kemungkinan untuk menggunakan dan beralih ke new media masih sedikit sekali, ditambah masih banyak wilayah atau daerah yang belum memiliki akses untuk menggunakan new media tersebut. Tetapi, tidak menutup kemungkinan 10-20 tahun mendatang pertelevisian bisa jatuh dari puncaknya, karena New media tetap menjadi ancaman.

     Nah, itu tadi pembahasan saya soal “Dying Television”, semoga bisa menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kalian yahh. Simak terus postingan terbaru dari saya. Sampai jumpa, dahhh…..